Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal

| | 0 komentar

Definisi/Pengertian Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal, Instrumen Serta Penjelasannya A. Arti Definisi / Pengertian Kebijakan Moneter (Monetary Policy) Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar 2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu) Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain : 1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang. 2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang. 3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio. 4. Himbauan Moral (Moral Persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian. B. Arti Definisi / Pengertian Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy) Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum. Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran : 1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif. 2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan. 3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget) Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.
»»  Baca Selengkapnya..

Inflasi

| | 0 komentar

Pengertian Inflasi Inflasi adalah suatu keadaan yang menunjukkan kecenderungan kenaik an harga-harga umum secara terus-menerus atau suatu keadaan terjadinya nilai riil uang secara terus-menerus turun. Kebalikan inflasi adalah deflasi, yaitu keadaan makin turunnya harga barang-barang, namun daya beli masyarakat makin berkurang. Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara konkret tingkat pendapatannya juga menurun. Jenis Inflasi Di dunia ini ada berbagai jenis inflasi. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat keparahan inflasi, faktor yang menyebabkan inflasi, dan sumber atau awal inflasi. 1) Menurut Tingkatannya 2) Menurut Penyebabnya Inflasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang menyebabkan inflasi di antaranya adalah adanya kenaikan permintaan dan kenaikan biaya produksi. Berdasar faktor-faktor tersebut maka inflasi dapat dibagi dua, yaitu demandpull inflation dan cost push inflation. a) Demand Pull Inflation Demand pull inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya permintaan masyarakat terha dap berbagai barang hasil produksi. Makin kuatnya permintaan barang akan mengakibatkan kurva per mintaan bergeser ke arah kanan atas sehingga terjadi kelebihan permintaan (excess demand). b) Cost Push Inflation Cost push inflation adalah inflasi yang disebabkan bergesernya kurva penawaran ke arah kiri atas. Faktor-faktor yang menyebabkan adalah meningkatnya harga faktor-faktor produksi, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri sehingga menyebabkan kenaikan harga barang. Dalam kasus inflasi seperti ini, kenaikan harga seringkali diikuti oleh kelesuan usaha. 3) Menurut Asalnya Sumber inflasi dapat berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri. a) Domestic Inflation Domestic inflation adalah inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan pengelolaan perekonomian, baik sektor riil maupun sektor moneter di dalam negeri oleh pelaku ekonomi. Misalnya seperti berikut. (1) Pada saat terjadi defisit anggaran secara terus-menerus dan untuk menutupi defisit tersebut negara mencetak uang baru. Pencetakan uang baru akan mengakibatkan inflasi. (2) Bank-bank umum memperbesar dalam memberikan kredit kepada nasabah, pemberian kredit yang besar berarti menambah jumlah uang yang beredar sehingga dapat menimbulkan inflasi. b) Imported Inflation Imported inflation adalah inflasi yang disebabkan adanya kenaikan harga barang di luar negeri (di negara asing yang memiliki hubungan perdagangan dengan negara yang bersangkutan) menyebabkan kenaikan harga di dalam negeri. Inflasi ini hanya dapat terjadi pada negara yang memiliki aktivitas perdagangan internasional (dua negara atau lebih). c. Sumber-Sumber Inflasi Terdapat beberapa faktor utama yang menjadi penyebab timbulnya in flasi di Indonesia, antara lain sebagai berikut. 1) Jumlah Uang Beredar 2)Defisit Anggaran Belanja Pemerintah 3) Faktor Penawaran Dalam dan Luar Negeri Faktor dari luar negeri yang dapat menimbulkan inflasi, antara lain seba gai berikut. a) Angka Impor yang Tinggi b) Administrated Goods c) Output Gap d) Interest Rate Cara Menghitung Inflasi e. Teori Inflasi Ada beberapa teori yang menjelaskan inflasi. Teori-teori yang menjelaskan tentang inflasi, antara lain teori kuantitas, teori Keynes, dan teori strukturalis. 1) Teori Kuantitas (Irving Fisher: MV = PQ) Keterangan: M : jumlah uang yang beredar V : sirkulasi uang P : harga Q : jumlah produksi 2) Teori Keynes Keynes mengatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat hidup di luar batas kemampuan ekonominya. 3) Teori Strukturalis atau Teori Inflasi Jangka Panjang Teori ini menyoroti sebab-sebab timbulnya inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya ketegaran supply bahan makanan dan barang-barang ekspor. Pertambahan barang-barang produksi ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya, sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-harga barang lain sehingga terjadi inflasi yang relatif berkepanjangan jika pembangunan sektor penghasil bahan pangan dan industri barang ekspor tidak ditambah. Cara-Cara Mengatasi Inflasi 1. Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal. Untuk menjalankan kebijakan ini Bank Indonesia menjalankan beberapa politik/kebijakan yaitu: a. Persediaan Kas Kebijakan persediaan kas artinya cadangan yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya tergantung kepada keputusan dari bank sentral/pemerintah. Dengan jalan menaikan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang mengendap di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang. b. Operasi Pasar Terbuka Operasi pasar terbuka (open market operation), biasa disebut dengan kebijakan uang ketat (tight money policy), dilakukan dengan menjual surat-surat berharga, seperti obligasi negara, kepada masyarakat dan bank-bank. Akibatnya, jumlah uang beredar di masyarakat dan pemberian kredit oleh badan-badan kredit (bank) berkurang, yang pada akhirnya dapat mengurangi tekanan inflasi. c. Diskonto Kebijakan diskonto dilakukan dengan menaikkan tingkat bunga sehingga mengurangi keinginan badan-badan pemberi kredit untuk mengeluarkan pinjaman guna memenuhi permintaan pinjaman dari masyarakat. Akibatnya, jumlah kredit yang dikeluarkan oleh badan-badan kredit akan berkurang, yang pada akhirnya mengurangi tekanan inflasi. 2. Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial pemerintah. Bentuk kebijakan ini antara lain: a. Pengurangan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan. b. Menaikkan pajak, akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang. 3. Kebijakan Lain adalah kebijakan yang tidak berhubungan dengan finansial pemerintah maupun jumla uang yang beredar, cara ini merupakan langkah alternatif untuk mengatasi inflasi. a. Sanering Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti penyehatan, pembersihan, reorganisasi. Kebijakan sanering antara lain: • Penurunan nilai uang • Pembekuan sebagian simpanan pada bank – bank dengan ketentuan bahwa simpanan yang dibekukan akan diganti menjadi simpanan jangka panjang oleh pemerintah. b. Devaluasi Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing. c. Menaikan hasil produksi. Cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras. d. Kebijakan upah tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi. e. Pengawasan harga dan distribusi barang. Dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang tidak baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD.
»»  Baca Selengkapnya..

Angka Indeks

| | 0 komentar

Pengertian Angka Indeks Angka indeks adalah angka yang diharapkan dapat memberitahukan perubahan-perubahan variabel sebuah atau lebih karakteristik pada waktu dan tempat yang sama atau berlainan. Secara umum ada tiga macam indeks yang sering digunakan dalam perekonomian, yaitu : 1) Indeks harga adalah angka yang diharap kan dapat dipakai untuk menunjukkan per ubahan mengenai harga-harga, baik harga untuk semacam maupun berbagai macam barang dalam waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan. 2) Indeks jumlah adalah angka yang diharapkan dapat memperlihatkan perubahan mengenai jumlah barang sejenis ataupun sekumpulan barang yang dihasilkan, digunakan, dan dijual untuk waktu yang sama ataupun berlainan. 3) Indeks nilai adalah angka yang digunakan untuk mengetahui perubahan nilai barang yang sejenis atau sekumpulan barang dalam jangka waktu yang diketahui. Ciri dan Peranan Indeks Harga Harga barang dapat dinyatakan atas dasar harga produsen, harga perdagangan besar, dan harga eceran. Ketiga data tersebut memiliki kepentingan tersendiri dalam analisis statistik. Indeks harga konsumen diperoleh dari data harga eceran yang dibayar konsumen. Harga perdagangan besar merupakan harga barang yang digunakan sebagai dasar analisis perubahan harga bagi produsen dan pedagang besar. Indeks harga sangat dibutuhkan oleh beberapa pihak, baik perusahaan, pemerintah, maupun akademisi. Oleh karena itu, indeks harga memiliki peranan penting dalam perekonomian, antara lain sebagai berikut. 1) Indeks harga merupakan petunjuk kondisi perekonomian secara 2) Indeks harga dapat digunakan sebagai deflator. 3) Indeks harga dapat digunakan sebagai pedoman bagi pembelian barang Penyusunan AngkaIndeks Adapun syarat-syarat perbandingan sebuah data, antara lain sebagai berikut. 1) Tiap jenis barang harus memiliki kualitas yang kurang lebih sama selama periode perbandingan. 2) Data yang digunakan untuk penyusunan berasal dari satu sumber. 3) Penyusunan indeks harga bahan makanan harus dicari dari jenis yang benar-benar mewakili bahan-bahan yang dibutuhkan konsumen. Langkah berikutnya adalah memilih periode dasar. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai tahun dasar, antara lain sebagai berikut. 1. Tahun yang digunakan merupakan tahun dasar yang normal dengan kondisi perekonomian yang normal. 2. Jangka waktu yang digunakan tidak terlalu pendek ataupun panjang. Biasanya jangka waktu yang digunakan untuk analisis setahun. 3. Tahun dasar tidak diambil dari waktu yang terlampau jauh ke masa silam karena kondisi perekonomiannya sudah berbeda. Perhitungan Indeks Harga 1) Perhitungan Indeks Harga Tidak Tertimbang Metode yang biasa digunakan untuk mengukur indeks harga tidak tertimbang ialah metode agregatif sederhana dan metode rata-rata dari relatif harga. 2) Perhitungan Indeks Harga Tertimbang a) Angka indeks Laspeyres, Rumus angka indeks tersebut sebagai berikut. b) Angka indeks Paasche merupakan metode tahun berjalan. Indeks Paasche menggunakan faktor penimbang harga periode dasar dan kuantitas (jumlah) komoditas yang dihasilkan selama jangka waktu yang diselidiki.
»»  Baca Selengkapnya..